Wacana Keempat : Teng Teng Teng!

20 September 2010
Harusnya gak ada sesuatu peristiwa bersejarah ataupun hari lahir pahlawan. Tapi saat liburan mungkin banyak banget yg mengingat tanggal tadi.


Setelah "saved by the bell" waktu tanggal 4 September 2010 lalu ( karena pas banget 'musim'nya ga enak badan dan kalau terus bertarung bakal jadi sakit beneran kayanya), sekarang udah datang lagi 'bell' selanjutnya.


Bell yang ini memperingatkan para petinju yang sedang duduk di sudutnya masing-masing untuk kembali ke tengah ring dan bertukar pukulan lagi dengan lawan didepannya. Sudut biru dan merah ini saya analogikan sebagai kampung halaman atau yang ga mudik sebagai 'tempat nyaman'nya karena disitu petinju dapat bertemu kembali dengan pelatih, diberi tempat duduk untuk istirahat, diberi minum, dipijat dan disembuhkan luka-lukanya.


Sekarang waktunya melangkah kembali ke tengah ring untuk melihat lawan didepan. Anggap nasehat orang tua sebagai kata-kata penyemengat dari pelatih yang betul-betul mengerti keadaan petinju dan apa yang bakal dihadapinya. Lalu tinggal kita yang mengencangkan pikiran sebagai senjata utama layaknya sarung tinju. Walau tau didepan bakal kena pukulan tapi kita pun ga mungkin melempar handuk di saat ini karena masih banyak yang harus kita lakukan.


Lihat kedepan, beranjak dari kursi nyaman ini, melangkah ke tengah ring, dan keluarkan semua kemampuan yang telah dilatih, dalam bentuk ratusan bahkan ribuan pukulan ke arah lawan. Dan dengan doa, kita akan meraih kemenangan rekan!


Teng Teng Teng!


 *maaf ga nyebut-nyebut round girls soalnya ga tau masukinnya gimana.hahahaha

Comments

Popular posts from this blog

HOBI : KAMERA ANALOG

Wacana Ketujuh : Wolves