PUASA

Jika puasa dilihat secara umum. Tidak dilihat dari mata salah satu prosedur aktivitas suatu ibadah dalam Islam yang biasa disebut “shaum”. Puasa menurut pandangan saya adalah bagaimana kita “merelakan” sebagian nikmat yang kita selalu dapatkan  dalam unit durasi tertentu untuk mencapai tingkat derajat yang lebih tinggi.

Dalam syariat Islam, puasa adalah menahan lapar dan dahaga (dan juga nafsu duniawi lain) dalam unit durasi dari subuh sampai maghrib dengan objektif besar menjadi hamba yang lebih tinggi derajat ketaqwaannya. Dapat dipastikan tulisan diatas tadi tidak sepenuhnya benar. Setidaknya itu yang saya dengar dan ingat dari isi ceramah malam tarawih pertama selama saya bertahun-tahun mengikutinya di masjid dekat rumah saya. Maaf kalau salah. Mangga dibenarkan.

Terlepas dari bahasan diatas, saat ini saya mendeklarasikan atau memposisikan diri atau menganggap diri saya sebagai manusia yang sedang berpuasa. Puasa yang bagaimana? Jelas bukan ibadah puasa seperti syariat Islam yang saya lakukan. Namun, puasa dalam konteks merelakan nikmat yang selalu saya dapatkan selama saya 5 tahun bekerja yaitu gaji bulanan. Ya, saat ini sampai maksimal 2 tahun ke depan saya puasa gajian.hehe.

Kenapa? Sama seperti niat awal saya berpuasa. Setelah melewati masa berpuasa karena diminta oleh orang tua dan ga enak sama temen kalau ga ikutan puasa. Niat puasa saya selanjutnya adalah untuk mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang tidak mampu mengisi perut mereka pada siang hari. Saya rasa saya butuh untuk mengembangkan rasa empati saya. Setiap perut saya lagi kosong-kosongnya (jam 3 sore atau setengah 6 sore) dan menagih saya untuk mengisinya, saya mengingat mereka yang kurang beruntung itu. Yaa lumayan lah sedikit teralihkan pikiran lapar itu.

Saat ini saya ingin mencoba menumbuhkan rasa empati tersebut lagi. Sudah sekitar 6 tahun saya mendapatkan gaji sedangkan banyak teman ataupun kerabat yang mencari uang tidak dengan gaji bulanan. Saya sejujurnya ingin merasakan itu dan siapa tau dapat membuka pikiran dan meningkatkan derajat kemanusiaan saya (bukan ketaqwaan sih kayanya).

Untuk meningkatkan derajat saya dan memenuhi objektif puasa saya, sepertinya tidak bisa dengan menganggur dan tidak mendapatkan gaji saja, akhirnya saya memilih untuk mengambil S2, saya harap dengan ilmu derajat saya bisa bertambah. Jelas bukan derajat di depan manusia yang saya kejar.

Bandung, saat libur semester 1 2017-2018

Comments

Popular posts from this blog

HOBI : KAMERA ANALOG

Wacana Ketujuh : Wolves